Jakarta - Hami news.com
acara halaqoh lll nasional yang diadakan di Masjid Istiqlal Jakarta 1/05/25 acara ini penting bagi sejarah perkembangan pesantren di Indonesia saat Halaqoh Nasional III Pimpinan Pesantren Acara ini sekaligus menjadi ajang pengukuhan pengurus Forum Persaudaraan dan Kemitraan Pesantren Indonesia (PK-TREN Indonesia) yang diharapkan menjadi motor sinergi antarpesantren se-Indonesia.
Halaqah ini dihadiri oleh sejumlah tokoh nasional terkemuka, termasuk Menteri Agama Republik Indonesia, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, M.A, dan Mantan Wakil Presiden RI, Prof. Dr. (HC) KH. Ma’ruf Amin. Keduanya dikenal sebagai figur sentral dalam dunia pesantren dan pemikiran Islam moderat di Indonesia. Hadir pula tokoh-tokoh nasional lain seperti Prof. Dr. KH. Said Aqil Siradj (mantan Ketua Umum PBNU), Dr. Hidayat Nurwahid (mantan Ketua MPR RI), serta Dr. KH. Ilyas Marwal, Ketua Umum PK-TREN Indonesia.
Acara ini tidak hanya simbolik, melainkan memiliki makna strategis untuk menyatukan visi dan memperkuat peran pesantren dalam menghadapi tantangan global.
Dalam suasana dunia yang terus berubah, pesantren dinilai perlu memiliki fondasi kolaboratif yang kuat agar mampu berperan sebagai pilar peradaban Islam Nusantara yang unggul dan berdaya saing.
Pesantren Sebagai Pilar Peradaban
Dalam siaran pers yang diterbitkan PK-TREN Indonesia, ditegaskan bahwa pesantren bukan sekadar lembaga pendidikan, tapi juga jantung peradaban Islam di Indonesia. Dari lembaga ini telah lahir para tokoh bangsa, mulai dari KH. Hasyim Asy’ari, KH. Abdurrahman Wahid, hingga tokoh-tokoh kontemporer seperti KH. Ma’ruf Amin dan KH. Nasaruddin Umar.
“Pesantren adalah tempat lahirnya semangat kemerdekaan sekaligus pusat pembentukan karakter bangsa,” ujar Prof. KH. Syukron Makmun, ulama senior hadir dalam acara tersebut.
Pesantren dikenal luas karena kemampuannya menjaga khazanah intelektual klasik Islam sembari merespons dinamika modernitas. Meski demikian, pesantren hari ini menghadapi tantangan serius—terutama dalam hal fragmentasi visi, tekanan ekonomi, serta keterbatasan dalam menghadapi era digital.
PK-TREN: Sinergi Pesantren untuk Masa Depan
PK-TREN Indonesia yang didirikan sejak Oktober 2019, kini menjadi wadah penting dalam menjembatani berbagai kepentingan pesantren, dari yang tradisional hingga yang berbasis teknologi.
Ketua Umumnya, Dr. KH. Ilyas Marwal, menyebut PK-TREN sebagai platform yang memfasilitasi kerja sama dalam bidang pendidikan, dakwah, dan ekonomi syariah.
“Pesantren bukan hanya pusat ilmu agama, tapi juga laboratorium sosial yang menghasilkan solusi konkret bagi problem bangsa,” ujarnya.
Ia menekankan pentingnya literasi digital, kewirausahaan berbasis syariah, dan kurikulum kontekstual agar pesantren tetap relevan. Selain itu, PK-TREN juga mengusung misi untuk memperjuangkan regulasi yang lebih berpihak pada pesantren, termasuk akses pembiayaan dan pengakuan formal dalam sistem pendidikan nasional.
Halaqoh Nasional III ini juga akan membahas sejumlah agenda penting yang menyentuh langsung kebutuhan aktual pesantren. Salah satu yang disoroti adalah penerapan konsep “Pesantren Ramah Anak”. Bekerja sama dengan Kementerian Agama, PK-TREN mengembangkan pedoman yang mendorong terciptanya lingkungan pendidikan yang aman, inklusif, dan bebas dari kekerasan.
Topik lain yang menjadi perhatian adalah perlunya reformasi regulasie pesantren untuk menjamin keberlangsungan serta daya saingnya di era global. Dengan kehadiran Menteri Agama dan tokoh senior lain, diharapkan lahir rumusan konkret yang dapat ditindaklanjuti dalam kebijakan AQnasional.
Hadirnya Tokoh Nasional: Dukungan Penuh untuk Pesantren
0 Komentar