Bangka tengah - Www.hami-news.com
“Laut Batu Beriga cukup untuk memenuhi 7 generasi yang akan datang, namun tidak cukup apabila datang sekelompok orang serakah dan perusak alam”, hal ini menjadi gambaran bahwa hubungan masyarakat Desa Batu Beriga kabupaten Bangka tengah, (Senin 3 Maret 2025)
Dengan laut bukan sekedar hubungan ekonomi saja, melainkan sebagai identitas dan harapan bagi kesejahteraan generasi yang akan datang.
Ancaman pertambangan laut di perairan Desa Batu Beriga selain mengancam pertumbuhan ekonomi nelayan tradisional, melaikan sebagai upaya mencerabut identitas masyarakat batu beriga.
Kendati demikian, perjuangan masyarakat melawan segala bentuk intimidasi, teror dan ancaman oleh Perusahaan maupun aparatur Negara terkait rencana aktivitas pertambangan laut tidak pernah berhenti sampai dengan hari ini.
Terbitnya surat perintah pengamanan dari Polda Kepulauan Bangka Belitung yang berlaku sejak 03 maret sampai dengan 29 maret 2025 terkait pengamanan pertambangan laut menjadi isyarat bahwa PT Timah tetap bersikeras melanjutkan aktivitas penambangan walaupun konflik sosial tidak dapat dihindarkan.
Berdasarkan investigasi walhi Kepulauan Bangka Belitung, pengkondisian terhadap masyarakat oleh aparatur negara dengan dalih “penertiban” sangat militeristik dan terang-terangan mengintimidasi.
Disisi lain, negara tidak hadir untuk menyelesaikan masalah ditengah nafas masyarakat yang semakin terengah-engah.
Hanyalah kekecewaan yang dapat diutarakan melihat pemerintah bahkan tidak berani untuk bersikap dan menegur perusahaan.
Komplekstitas itu semua membuat Rakyat memilih untuk bangkit melawan dari pada hidup penuh dengan ketidakberdayaan.
Per 3 Maret 2025, ratusan masyarakat kembali mendatangi kantor Desa Batu Beriga untuk melakukan protes sebagai respon atas didirikannya pos jaga polisi. Pos tersebut dibangun di dusun melingai yang digunakan sebagai pos pengamanan pertambangan laut di perairan Desa Batu Beriga.
Dalam 1 minggu terakhir, terdapat beberapa aktivitas seperti pengadaan tangki air minum, pembangunan tenda pos jaga dan lalu lalang ponton. Berbarengan dengan aksi protes warga di kantor desa batu beriga, pihak PT Timah yang dikawal oleh ratusan aparat kepolisian datang membangun pos ke 2 di wilayah teluk atau dermaga dusun beriga, hal ini tentunya menambah kemarahan warga terhadap PT Timah yang tidak mengahargai penolakan masyarkat Desa Btau Beriga.
Jika mengacu pada hasil pansus penyelesaian konflik sebelumnya, mestinya PT Timah sadar betul bahwa aktivitas yang dilaksanakan akan menimbulkan konflik. Kemudian, masyararakat merasa kecewa karena hasil pansus dan tuntutan dalam demonstrasi pada bulan oktober lalu tidak diindahkan oleh pemerintah kabupaten maupun pemerintah provinsi.
Upaya yang dilakukan warga tidak serta-merta sebagai ekspresi tidak setuju terhadap pertambangan laut, dengan kondisi yang ada, masyarakat mengecam segala bentuk atau aktivitas yang berhubunngan dengan rencana pertambangan laut.
Dengan demikian, untuk konflik sosial yang lebih besar masyarakat Desa Batu Beriga menuntut :
Menuntut Polda kepulauan Bangka Belitung untuk menarik aparat pengamanan di Desa Batu Beriga
Menuntut PT Timah untuk menghentikan Rencana pertambangan di Laut Beriga
Menuntut pemerintah kabupaten dan pemerintah provinsi untuk segera mencabut zona pertambangan di perairan Batu Beriga tutup masyarakat .
( Agus. H )
0 Komentar